ANALISIS
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS , dan
NILAI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM
(studi kasus pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2011)
MUHAMMAD
AKBAR (B11109004)
ABSTRAK
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap Return Saham pada perusahaan sektor
pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rasio keuangan yang digunakan
yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio nilai pasar. Dalam
penelitian ini variabel yang ada adalah variabel bebas yaitu current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), price
to book value (PBV) dan variabel terikat yaitu return saham.
Populasi dalam
penelitian ini sejumlah 18 perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2008-2011 dan setelah melewati tahap purposive sampling
jumlah sampel menjadi 13 perusahaan dengan data sampel berupa laporan keuangan,
terdiri dari current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan price to book value (PBV). Teknik
analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan
t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk
menguji pengaruh secara bersama-sama dengan level
of significance 5 %.
Secara parsial
hasil penelitian menunjukkan bahwa
Likuiditas (current ratio),
solvabilitas (debt to equity Ratio) ,
dan nilai pasar (price to book value)
memberikan pengaruh positif dan signifikan, terhadap return saham. dan secara
bersama-sama / Simultan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa investor pada periode 2008-2011 tetap menggunakan
faktor-faktor fundamental perusahaan sebagai dasar untuk memprediksi Return Saham perusahaan sektor pertanian
yang terdaftar di BEI.
Kata kunci: Current Ratio (CR), Debt
to Equity Ratio (DER), Price to Book
Value (PBV), Return Saham
ABSTRACT
The aims of this study to determine the influence of financial ratios of stock
return in agriculture companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
Financial ratios used in the liquidity ratio, solvability ratio and market
value ratio. The independent variable consist of current ratio (CR),
debt-to-equity ratio (DER), price to book value (PBV) and the dependent
variable is the stock return.
Population of this research in 18 agricuture
companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2008-2011 and the
number of sample that examined after passed the purposive sampling phase is 13
company in the sample data in the form of financial statement over period
2007-2010, consist of Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), and Price
to Book Value (PBV) to stock return. The analysis technique used here is multiple
regression and hypothesis test using t-statistic to examine partial regression
coefficient and F-statistic to examine the mean of matual effect with level of
significance 5%.
This research result that Partially Likuidity
(current ratio), solvability (debt to equity ratio) and market value (price to
book value) significantly and Positive to stock return. and
simultaneously proved to
significantly affect stock returns agriculture companies on the
Stock Exchange. However the
results of this
study indicate that
investors in the period 2008-2011 using the factors remain
the company's fundamentals as a basis
for predicting stock
returns of agriculture companies
on the Stock Exchange
Keywords :
Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
(DER), Price to Book Value (PBV), Stock
Return.
PENDAHULUAN
Sektor pertanian memegang peranan penting bagi perekonomian nasional.
Setidaknya ada empat hal yang dapat dijadikan
alasan yaitu: (1) ekspansi
dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat tergantung
pada pertumbuhan output di bidang pertanian, baik dari sisi permintaan maupun penawaran sebagai sumber bahan baku bagi
keperluan produksi di sektor-sektor lain
seperti industri Pertanian dan perdagangan; (2) pertanian berperan sebagai
sumber penting bagi pertumbuhan permintaan
domestik bagi produk-produk dari sektor-sektor
lainnya; (3) sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sektor-sektor
ekonomi lainnya; dan (4) sebagai sumber penting bagi surplus perdagangan
(sumber devisa). (http://evaruth.wordpress.com/2011/03/31/sektor-pertanian/)
Mengingat pentingnya peranan sektor pertanian dalam
perekonomian nasional tersebut sudah seharusnya kebijakan-kebijakan negara berupa
kebijakan fiskal, kebijakan moneter, serta kebijakan perdagangan tidak
mengabaikan potensi sektor pertanian. Salah satu tantangan utama dalam
menggerakan kinerja dan memanfaatkan sektor pertanian ini adalah modal atau
investasi. Pengembangan investasi di sektor pertanian diperlukan untuk dapat
memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan
petani, serta pengembangan wilayah khususnya wilayah perdesaan.Untuk
meningkatkan modal atau investasi, pasar modal dapat dijadikan sebuah solusi.
Perusahaan yang memerlukan dana memandang pasar modal sebagai suatu alat untuk
memperoleh dana yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan modal yang
diperoleh dari sektor perbankan, selain lebih mudah diperolehnya, juga biaya
untuk memperoleh modal tersebut lebih murah. Dalam dunia pasar modal dikenal
istilah portofolio keuangan. Menurut Samsul (2006:285) bahwa, “portofolio
keuangan dapat diartikan sebagai investasi dalam berbagai instrumen keuangan
yang dapat diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang dengan tujuan
menyebarkan sumber perolehan Return dan kemungkinan resiko”. Di Bursa Efek Indonesia, portofolio keuangan yang paling
populer adalah saham. Saham merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal
atau dana pada suatu perusahaan. Kinerja saham sektor pertanian dapat dilihat
dari data perkembangan Return Indeks Harga
Saham Sektoral (IHSS) yang diperoleh para investor sektor pertanian dari tahun
2008–2011 yang disajikan dalam Gambar 1.1.
(Sumber: Statistik Pasar Modal Bapepam-LK Tahun 2008-2011)
Gambar 1.1 Perkembangan Return IHSS Pertanian
Memasuki tahun 2008, seluruh Return
IHSS mengalami penurunan sangat drastis yang disebabkan oleh krisis finansial
secara global pada saat itu sehingga mengakibatkan kerugian pada hampir seluruh
investasi pasar modal. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan IHSG, dari 2.745,83 bps pada tahun 2007 menjadi 1.355,41 bps pada tahun 2008. Begitu pula yang
terjadi terhadap Return
IHSS pertanian. Saham pertanian menjadi saham dengan kerugian paling tinggi
diantara sektor lainnya dengan nilai Return
IHSS yang negatif sebesar -66,65%. Pada tahun 2009, dunia pasar modal Indonesia
kembali memperlihatkan kinerja yang membaik. Hal ini terlihat pada peningkatan
IHSG, dari 1.355,41 bps pada tahun 2008 menjadi 2.534,36 bps pada tahun 2009. Sehingga Return Saham yang didapatkan investor pun kembali
meningkat. Begitu pula dengan Return
IHSS pertanian yang mengalami peningkatan menjadi 90,81% pada tahun 2009.
Sayangnya, pada tahun 2010 saham sektor pertanian tidak menunjukkan kinerja
yang meningkat. Sebaliknya pada tahun ini, Return IHSS pertanian hampir menjadi yang paling rendah diantara
sektor lainnya, yaitu sebesar 30,30%. Penurunan kinerja tersebut terus
berlangsung hingga tahun 2011. Pada tahun tersebut, saham sektor mengalami
kerugian dengan mencatatkan angka Return
IHSS negatif sebesar -6,05%. (Sumber: Statistik Pasar Modal Bapepam-LK Tahun
2008-2011)
TABEL 1.1
Rata-rata CR ,DER, PBV dan Return
saham
Pada Perusahaan Sektor Pertanian yang
terdaftar di BEI
(Periode 2008-2011)
Rata-rata
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
Current Ratio (%)
|
3978,62
|
458,78
|
890,24
|
292,25
|
Debt to Equity Ratio (x)
|
0,96
|
2,39
|
1,51
|
1,40
|
Price to book Value (x)
|
1,54
|
2,86
|
3,40
|
3,34
|
Return Saham (%)
|
-35
|
67,1
|
75,6
|
17,7
|
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, dapat dilihat adanya pergerakkan
CR, DER, PBV dan Return Saham pada perusahaan sektor pertanian secara garis besar
mengalami fluktuasi selama kurun waktu 2008-2011.
Current Ratio yang tinggi memberikan
indikasi jaminan
yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansial jangka pendeknya.
Akan tetapi Current Ratio yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan memperoleh
laba (Rentabilitas), karena sebagian modal kerja tidak berputar atau mengalami pengangguran (Martono, 2008).
Sesuai dengan teori di atas (Martono, 2008). CR yang tinggi pada tahun 2008 sebesar 3978,62 % berpengaruh negatif terhadap kemampuan memperoleh laba sehingga dapat di lihat bahwa Return Saham berada pada nilai terendah yaitu -35 %. Konsisten dengan teori di atas, pada tahun 2009 pergerakan CR
yang mengalami penurunan yang signifikan namun masih dalam kategori cukup baik
yaitu 458,78% dan menghasilkan Return
Saham yang meningkat yaitu sebesar 67,1%. Namun kondisi yang tidak konsisten
dengan teori di atas terlihat pada tahun 2010 dan 2011. Pada tahun 2010 CR yang
meningkat yaitu pada angka 890,24% di ikuti dengan kenaikan Return Saham sebesar 75,6 % pada tahun yang sama. dan pada tahun
2011 CR yang mengalami penurunan pada angka 292,25% diikuti penurunan Return Saham pada tahun yang sama yaitu
sebesar 17,7%.
Semakin besar nilai Debt to Equity Ratio (DER) menandakan bahwa struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap
ekuitas. Semakin
tinggi Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi, akibatnya para investor cenderung
menghindari saham-saham yang memiliki Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi (Ang Robbert, 1997). Penurunan minat investor dalam menanamkan dananya
ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga return perusahaan juga semakin
menurun. Pada Tabel
1.1 di
atas pergerakan DER terhadap Return Saham yang sesuai dengan teori hanya
terjadi pada tahun 2010 dimana penurunan DER pada nilai 1,51 kali diikuti dengan peningkatan Return Saham di tahun yang sama pada
angka 75,6%, namun pada tahun 2008,2009 dan 2011 menunjukan hasil yang tidak
konsisten dengan teori dimana nilai DER yang rendah pada tahun 2008 dan 2011
diikuti dengan nilai Return Saham
yang rendah juga pada tahun yang sama, dan peningkatan DER pada tahun 2010
diikuti juga pada peningkatan Return Saham
di tahun tersebut.
Price to Book Value (PBV) menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relative terhadap
jumlah modal yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi Price to Book Value
(PBV) yang menunjukkan semakin berhasil
perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang
saham (Robbert Ang, 1997). Dengan demikian
semakin tinggi PBV maka Return Saham
semakin meningkat. Dari Tabel 1.1 di
atas hanya hasil pada tahun 2011 yang menunjukkan kondisi yang tidak konsisten
dengan teori (Robbert Ang, 1997). Dimana nilai PBV yang tinggi yaitu 3,34 kali tidak diikuti Return Saham yang tinggi pula yaitu
sebesar 17,7%.
Hal –
hal tersebut di atas yang
menimbulkan penelitian yang akan
di bahas yaitu tentang “ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS , dan NILAI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM (studi kasus pada perusahaan sektor
pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011)”
LANDASAN TEORI
1. Return Saham
Setiap investor baik jangka panjang atau jangka pendek memiliki
tujuan untuk mendapatkan keuntungan
yang disebut Return, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung (Robbert ang, 1997:20). Return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi. Return
Saham diperoleh dari selisih kenaikan (Capital
Gains) atau selisih penurunan
(Capital Loss). Capital Gains atau Capital
Loss sendiri diperoleh dari selisih harga investasi sekarang relatif
dengan harga periode yang lalu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Return Saham adalah hasil atau keuntungan dari suatu investasi berbentuk saham yang
diperoleh dari selisih kenaikan harga atau selisih penurunan
harga. Return Saham dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu :
1. Return Realisasi (realized return) merupakan Return yang telah terjadi
yang dihitung berdasarkan data historis.
2. Return ekspektasi (expeted return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang.
Dengan demikian return
ekspektasi merupakan return yang sifatnya belum terjadi.
Dalam penelitian ini return yang digunakan sebagai perhitungan
adalah Return realisasi. Secara sistematis Return Realisasi dihitung dengan Rumus (Jogiyanto,
2003:210) :
Dimana
:
= harga saham penutupan
periode t-1.
2. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu periode analisa untuk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi individual atau kombinasi
kedua laporan tersebut (S Munawir, 2002;36). Hasil dari analisis rasio yang berupa rasio-rasio keuangan perusahaan akan dipergunakan investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi
Rasio keuangan dapat kelompokkan menjadi lima jenis
berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai (Robbert ang, 1997:18) yaitu:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
2. Rasio Aktivitas (Activity Ratios)
3. Rasio Rentabilitas/ Profitabilitas (Profitability Ratios)
4. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios)
5. Rasio Pasar (Market Ratios)
2.1 Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas yaitu menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang berjangka pendek tepat
pada waktunya (Agus Sartono, 2008;116). Likuiditas perusahaan ditunjukan oleh
besar kecilnya aktiva lancar yaitu
aktiva yang
mudah untuk
diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan.
2.1.1
Current Ratio (CR)
Current
Ratio (CR) merupakan
perbandingan antara aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (Current Liabilities). Aktiva lancar terdiri dari kas,
surat-surat berharga, piutang,
dan persediaan. Sedangkan hutang lancar terdiri dari
hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, hutang gaji atau upah, dan hutang jangka pendek lainnya. Current Ratio yang tinggi memberikan
indikasi jaminan
yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial jangka pendeknya. Akan tetapi Current Ratio yang tinggi akan berpengaruh negatif
terhadap kemampuan
memperoleh laba (Rentabilitas), karena
sebagian modal kerja tidak berputar atau mengalami pengangguran (Martono, 2008).
Hasil penelitian yang dilakukan (Indra Widjaja,
2009) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Return Saham Sedangkan penelitian Ratna Prihantini (2009) menunjukkan bahwa
Current
Ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham.
2.2 Rasio Solvabilitas
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004;70) mengemukakan bahwa rasio Solvabilitas yaitu mengukur seberapa jauh
perusahaan menggunakan hutang. Perusahaan yang tidak
mempunyai Solvabilitas berarti menggunakan modal
sendiri 100%..
2.2.1
Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan
rasio hutang terhadap
modal. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, di mana semakin tinggi rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi
perusahaan. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya
laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen
yang diterima karena kewajibannya untuk membayar hutang lebih diutamakan
daripada pembagian dividen (Sartono,
2001).
Semakin besar nilai Debt to Equity Ratio (DER) menandakan bahwa struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap
ekuitas. Semakin
tinggi Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi, akibatnya para investor cenderung
menghindari saham-saham yang memiliki Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi (Ang, 1997).
Artik Estuari (2009) hasil penelitiannya yang meneliti
pengaruh CR, DER, ROI, EPS,dan DPR terhadap Return Saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan
terhadap Return Saham. Selain itu penelitian Nicky Nathaniel
(2008) menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return Saham.
2.3 Rasio Pasar
Rasio Pasar merupakan
sekumpulan rasio yang
menghubungkan harga saham dengan laba, nilai buku per saham, dan dividen. Rasio
ini memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan invenstor atas kinerja
perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang (Moeljadi, 2006:75
2.3.1
Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value (PBV) merupakan
salah satu rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya (Robbert Ang, 1997). Price to Book Value (PBV) ditunjukkan dengan perbandingan antara harga saham terhadap pendapatan per lembar saham. Rasio ini
menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan
mampu menciptakan nilai perusahaan relative terhadap
jumlah modal yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi Price to Book Value
(PBV) yang menunjukkan semakin berhasil
perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang
saham (Robbert Ang, 1997).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Asbi Rachman Faried (2008) menemukan hasil PBV berhubungan negatif dan signifikan terhadap Return Saham, di mana peningkatan PBV akan menurunkan Return Saham. Sulaiman dan Ana Handi (2008) menemukan PBV berhubungan negatif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang di
gunakan adalah penelitian Asosiatif kausal. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder merujuk pada seluruh perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.Jumlah populasi dari penelitian ini adalah 18 perusahaan
sektor pertanian yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2008 hingga
periode 2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling
dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif. Kriteria yang
digunakan dalam penentuan sampel penelitian adalah (a) Perusahaan termasuk dalam sektor pertanian selama
periode 2008-2011.(b) Perusahaan terus listing di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011
(tidak pernah disuspend).(c) Menerbitkan laporan keuangan
selama periode tahun 2008-2011(d)Perusahaan tercatat mempunyai data harga saham (closing Price) Selama tahun 2007-2011
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria dalam
penelitian ini adalah 13 perusahaan pertanian. Dari hasil pooling yang tersedia
maka jumlah data observasi adalah 52 buah yang diperoleh dari jumlah bank yang
masuk dalam kriteria yaitu sebanyak 13 dikalikan dengan periode penelitian
yaitu selama empat tahun.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data
dengan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
program computer SPSS versi 17.0. Analisis
linier berganda digunakan untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini dan
tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%. Model analisis linier berganda
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = a+ b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e
Dimana :
Y = return saham
b 1 ,b 2 ,b 3 = koefisien variabel X 1 ,X 2 ,X 3
X 1 = CR
X 2 = DER
X 3 = PBV
e = kesalahan random
ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
Uji
Asumsi Klasik
a. Normalitas
merupakan suatu jenis uji
statistik untuk menentukan apakah suatu populasi berdistribusi normal atau
tidak. Normal atau tidaknya data dapat di lihat dari Tabel One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Data
dinyatakan berditribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.
Tabel 3.5
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
|
|||||
|
|
Return Saham
|
CR
|
DER
|
PBV
|
N
|
52
|
52
|
52
|
52
|
|
Normal Parametersa
|
Mean
|
.33546
|
2.0932E3
|
1.2089
|
2.8617
|
Std. Deviation
|
1.207327
|
7.13402E3
|
2.05567
|
2.82526
|
|
Most Extreme Differences
|
Absolute
|
.183
|
.387
|
.279
|
.178
|
Positive
|
.183
|
.375
|
.271
|
.174
|
|
Negative
|
-.156
|
-.387
|
-.279
|
-.178
|
|
Kolmogorov-Smirnov Z
|
1.320
|
2.789
|
2.009
|
1.281
|
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
.061
|
.000
|
.001
|
.075
|
|
a. Test distribution is
Normal.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber :
SPSS 17, 2013 (Data Olahan)
Berdasarkan
Tabel 3.5 di atas, maka dapat diketahui bahwa pada nilai Asymp.Sig.
(2-tailed) variabel Current ratio dan
Debt Equity Ratio berada di bawah
0,05 sehingga data tidak berdistribusi secara normal. Oleh karena itu dilakukan
transform data dengan menggunakan Logaritma Natural sebagai berikut.
Tabel 3.6
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
|
|||||
|
|
Return Saham
|
LNX1
|
LNX2
|
PBV
|
N
|
52
|
52
|
52
|
52
|
|
Normal Parametersa
|
Mean
|
.33546
|
5.7869
|
-1.0482
|
2.8617
|
Std. Deviation
|
1.207327
|
1.56336
|
2.02994
|
2.82526
|
|
Most Extreme Differences
|
Absolute
|
.183
|
.232
|
.141
|
.178
|
Positive
|
.183
|
.232
|
.095
|
.174
|
|
Negative
|
-.156
|
-.111
|
-.141
|
-.178
|
|
Kolmogorov-Smirnov Z
|
1.320
|
1.675
|
1.013
|
1.281
|
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
.061
|
.007
|
.256
|
.075
|
|
a. Test distribution is
Normal.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber :
SPSS 17, 2013 (Data Olahan)
Tabel 3.6 di atas menunjukan bahwa pada nilai
Asymp.Sig. (2-tailed) variabel Logaritma
natural yaituDebt to Equity Ratio , Price to Book Value dan Return Saham berada diatas 0,05 namun variabel logaritma natural Current ratio kurang dari 0,05 sehingga
data tidak berdistribusi secara normal. Oleh karena itu dilakukan transform
data dengan menggunakan residual sebagai berikut.
Tabel 3.7
Hasil Uji Normalitas
|
||
|
|
Unstandardized Residual
|
N
|
52
|
|
Normal Parametersa
|
Mean
|
.0000000
|
Std. Deviation
|
1.10026422
|
|
Most Extreme Differences
|
Absolute
|
.150
|
Positive
|
.150
|
|
Negative
|
-.136
|
|
Kolmogorov-Smirnov Z
|
1.079
|
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
.195
|
|
a. Test distribution is
Normal.
|
|
|
|
|
|
Sumber : SPSS 17, 2013 (Data Olahan)
Tabel 3.7 di
atas menunjukan bahwa pada nilai Asymp.Sig. (2-tailed) semua variabel yaitu current
ratio Debt to Equity Ratio , Price to Book Value dan Return Saham
berada diatas 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian
ini berdistribusi secara normal.
Uji
Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu
adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat
yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas
. Ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat
nilai Variance Inflating Factor (VIF)
pada model Regresi. Jika VIF lebih besar dari 10 maka data tersebut menjadi
persoalan multikolinearitas
Tabel 3.7
Hasil Uji
Multikolinearitas
|
|||
Model
|
Collinearity Statistics
|
||
Tolerance
|
VIF
|
||
1
|
LNX1
|
.347
|
2.882
|
LNX2
|
.335
|
2.987
|
|
PBV
|
.914
|
1.095
|
|
a. Dependent Variable:
Return Saham
|
Sumber : SPSS 17, 2013 (Data Olahan)
Tabel 3.7 di atas menunjukan bahwa nilai VIF
pada variabel CR, DER, dan PBV bernilai
lebih kecil dari 10, sehingga menunjukan bahwa tidak terjadi gejala
multikolinearitas pada model regresi.
Uji
Heteroskedasitas
Uji Heteroskedasitas digunakan untuk menguji
apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model
regresi adalah tidak adanya heteroskedasitas Untuk mengetahui ada atau tidaknya
heteroskedasitas dapat dilakukan dengan menggunakan dengan Uji park, yaitu dengan meregresikan nilai
log residual kuadrat sebagai variabel dependen dengan variabel independennya.
Data dinilai tidak mengalami heteroskedasitas jika tingkat signifikansi
variabel independen di atas 0,05.
Tabel
3.8
Hasil Uji Heterokedastitas
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
-4.735
|
1.708
|
|
-2.773
|
.008
|
LNX1
|
.554
|
.316
|
.407
|
1.750
|
.087
|
|
LNX2
|
.170
|
.248
|
.162
|
.682
|
.498
|
|
LNX3
|
.361
|
.321
|
.162
|
1.125
|
.266
|
|
a. Dependent
Variable: LNEI2
|
|
|
|
|
Sumber : SPSS 17, 2013 (Data Olahan)
Berdasarkan
Tabel 3.8 di atas, maka dapat di ketahui bahwa nilai signifikansi pada seluruh variabel independen yaitu CR(X1), DER(X2) dan PBV (X3) lebih dari
0,05 sehingga menunjukan bahwa tidak
terjadi masalah heteroskedasitas pada
model regresi.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi , yaitu korelasi yang
terjadi antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam
model regresi. Metode yang sering digunakan adalah dengan Uji Durbin-Watson (DW
test) dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Jika d lebih kecil dari DL atau lebih besar
dari 4-dL maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2.
Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka
hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi .
3.
Jika d terletak antara dL dan dU atau
diantara (4-dU) dan (4-dL) maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai
dU dan dL dapat diperoleh dari Tabel
statistik Durbin-Watson ( Tabel disajikan pada lampiran 1) yang bergantung
banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan. Berikut ini
merupakan jasil uji autokorelasi pada persamaan anlisis regresi :
Tabel 3.9
Hasil Uji Autokorelasi
|
|||||
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
Durbin-Watson
|
1
|
.577a
|
.333
|
.292
|
1.016055
|
1.816
|
a. Predictors: (Constant), PBV, LNX1, LNX2
|
|
||||
b. Dependent Variable: Return Saham
|
|
|
Sumber : SPSS 17, 2013 (Data Olahan)
Tabel 3.9 di atas menunjukan bahwa nilai DW
yang di hasilkan dari model Regresi
adalah 1,816 , dan dari Tabel DW
signifikasi 0,05 dan jumlah data (n) = 52, k = 3 (k adalah jumlah variabel
independen) diperoleh nilai dU sebesar 1.677( lihat lampiran 7). Karena nilai
DW berada di antara dU dan 4-dU (4 -
1.677 = 2,323 ) maka tidak ada
autokorelasi pada model regresi.
Hasil Analisis
Regresi
Pengujian
Hipotesis
Analisis regresi linier
berganda yaitu analisis yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui berapa
besar pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas yaitu Likuiditas (Current Ratio), Solvabilitas (Debt Equity Ratio) dan Price to Book value (PBV) terhdadap
variabel terikat yaitu Return Saham. Adapun Hasil output Analisis regresi
linier berganda adalah sebagai berikut :
Tabel 3.10
Hasil Uji t
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
-3.119
|
.852
|
|
-3.663
|
.001
|
LNX1
|
.556
|
.154
|
.721
|
3.602
|
.001
|
|
LNX2
|
.352
|
.121
|
.591
|
2.903
|
.006
|
|
PBV
|
.211
|
.053
|
.493
|
4.000
|
.0002
|
|
a.
Dependent Variable: Return Saham
|
|
|
|
Sumber : SPSS 17, 2013 (Data Olahan)
Persamaan Regresi yang terbentuk berdasarkan hasil analisis regresi adalah
sebagai berikut :
Y= - 3,119 + 0,556 + 0,352+ 0,211 + e
|
Berdasarkan Tabel
3.10 di atas, maka dapat diketahui bahwa :
1.
Koefisien konstanta berdasarkan hasil regresi adalah sebesar
- 3,119, ini berarti bahwa Return Saham (Y) akan bernilai - 3,119,
jika Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), dan Price to Book Value (X3) bernilai 0.
2.
Koefisien regresi variabel Likuiditas (X1) sebesar
0,556 , artinya jika variabel independen lain nilai nya tetap dan Current Ratio mengalami kenaikan 1% maka
Return Saham akan Mengalami
peningkatan sebesar 0,556 . Koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan positif antara Current Ratio dengan return saham.
3.
Koefisien regresi variabel Solvabilitas (X2) sebesar 0,352,
artinya jika variabel independen lain nilai nya tetap dan sovabilitas mengalami
kenaikan 1% maka Return Saham(Y) akan
mengalami 0,352. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif
antara solvabilitas dengan Return
Saham, semakin naik Solvabilitas maka semakin naik Return Saham.
4.
Koefisien Regresi Variabel Nilai Pasar sebesar 0,211 ,
artinya jika variabel independen lain nilanya tetap dan Nilai Pasar mengalami
kenaikan 1% maka Return Saham akan
mengalami kenaikan sebesar 0,211. Koefisien bernilai positif artinya terjadi
hubungan positif antara Price to Book
Value dengan Return Saham.
5.
Untuk menganalisis hubungan keeratan variabel X1 (Current
Ratio ), X2 (Debt to Equity Ratio)
dan X3 (Price to Book Value)
terhadap variabel Y (Return Saham) dapat dilihat dari nilai korelasi (R) yang
terdapat pada Tabel 3.11 yang merupakan
hubungan antara 4 variabel yaitu variabel independen (X1, X2, X3
) , dan variabel dependen (Y), selain itu dapat diketahui arah hubungan
antara kekempat variabel tersebut. Pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
0,00 ─ 0,019 = sangat rendah
0,20 ─ 0,399 = rendah
0,40 ─ 0,599 = sedang
0,60 ─ 0,799 = kuat
0,80 ─ 1,000 = sangat kuat
Adapun hasil output korelasi antara Current Ratio, Debt to Equity
Ratio,
Price
to Book Value
terhadap Return Saham dapat dilihat
pada Tabel berikut :
Tabel 3.11
Hasil Uji Koefisien
Korelasi
Model
Summaryb
|
||||
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the
Estimate
|
1
|
.577a
|
.333
|
.292
|
1.016055
|
a. Predictors:
(Constant), PBV, LNX1, LNX2
|
||||
b. Dependent
Variable: Return Saham
|
|
Sumber
: SPSS 17, 2013 (Data Olahan)
Berdasarkan Tabel 3.11 di atas diperoleh angka R
sebesar 0,577. Hal ini menunjukan bahwa
terjadi hubungan yang sedang antara Current
Ratio, Debt to Equity Ratio dan Price to Book value terhadap Return Saham. Untuk angka Adjusted R-Square atau koefisien determinasi (R2 ) menunjukan
angka 0,292 atau 29,2% . Hal ini menunjukan bahwa presentase sumbangan pengaruh
variabel independen Current Ratio (X1 )
, Debt to Equity Ratio (X2 ),
dan Price to Book Value terhadap
variabel dependen Return Saham(Y) sebesar 29,2%.
Variasi Variabel independen yang digunakan dalam model (X1
, X2 ,dan X3 ) mampu menjelaskan sebesar 29,2% %
variasi variabel dependen Y. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 70,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.
Adjusted R-Square adalah nilai
R-Square yang telah disesuaikan
dimana nilai ini selalu lebih kecil dari R-Square dari angka inibisa memiliki
harga negatif , bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas
digunakan Adjusted R2
sebagai koefisien determinasi
(Priyatno, 2008 :81). Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt to Equity
Ratio dan Price to Book Value
terhadap Return Saham digunakan uji
pengaruh secara simultan (uji F) dan secara parsial (uji t).
a. Uji Koefisien Regresi
Secara Simultan (Uji F )
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
yaitu Likuiditas (CR), Solvabilitas (DER) dan Nilai Pasar secara bersama-sama
terhadap variabel dependen yaitu Return
Saham dari suatu persamaan regresi yang didasarkan pada nilai probabilitas a =
0,05 dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak, Ho diterima.
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima Ho ditolak.
Tabel 3.12
Hasil Uji F
ANOVAb
|
||||||
Model
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
1
|
Regression
|
24.786
|
3
|
8.262
|
8.003
|
.0002a
|
Residual
|
49.554
|
48
|
1.032
|
|
|
|
Total
|
74.340
|
51
|
|
|
|
|
a. Predictors:
(Constant), PBV, LNX1, LNX2
|
|
|
|
|||
b. Dependent
Variable: Return Saham
|
|
|
|
Sumber : SPSS 17, 2013 (Data Olahan)
Dari hasil uji F di atas menunjukan bahwa nilai signifikansi
F sebesar 0.0002 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara Likuiditas (CR), Solvabilitas (DER) dan Nilai
Pasar (PBV) secara simultan terhadap
Return Saham.
b. Uji Koefisien Regresi
Secara Parsial (uji t)
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh dari variabel
independen (Current Ratio , Debt to
Equity Ratio, dan Price to Book Value
terhadap variabel dependen (Return Saham)
yang didasarkan pada nilai probabilitas a = 0,05 dengan kriteria pengujian
sebagai berikut :
Jika probabilitas > 0,05 Ha ditolak, Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05 Ha diterima, Ho ditolak
Berdasarkan Tabel 3.10 (Hasil Uji t) di atas dapat
dilihat bahwa hasil pengujian menunjukan bahwa nilai signifikansi t untuk Current Ratio yaitu sebesar 0,001, untuk
Debt to equity Ratio sebesar 0, 006,
dan untuk Price to Book value sebesar
0.0002.
1. Pengujian
Koefisien Regresi Variabel Current Ratio
Karena
nilai signifikansi t sebesar 0,001 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak,
Artinya secara parsial terdapat pengaruh
signifikan antara Current Ratio terhadap Return
Saham..
2. Pengujian
Koefisien Regresi Debt to Equity Ratio
Karena
nilai signifikansi t sebesar 0, 006 <
0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak a, artinya secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham.
3. Pengujian Koefisien Price
to Book Value
Karena
Nilai signifikansi t sebesar 0.0002
< 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya secara Parsial terdapat
pengaruh yang signifikan antara Price to
Book value terhadap Return Saham.
Berdasarkan hasil analisis
data yang menunjukkan bahwa secara parsial dengan variabel dependen Rasio
likuiditas (CR) berpengaruh positif
signifikan terhadap Return saham,
terbukti dari hasil uji t dengan nilai p value 0,001 yang berarti < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa CR yang rendah akan menyebabkan terjadi
penurunan harga pasar dari harga saham yang bersangkutan. Sedangkan CR yang
tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang
belum terjual, yang tentunya tidak dapat digunakan secara cepat untuk membayar
hutang. Disisi lain perusahaan yang memiliki aktiva lancar yang tinggi akan
lebih cenderung memiliki aset lainnya dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa
mengalami penurunan nilai pasarnya (menjual efek). sehingga investor lebih
menyukai untuk membeli saham-saham perusahaan dengan nilai aktiva lancar yang
tinggi dibandingkan perusahaan yang mempunyai nilai aktiva lancar yang rendah.
Dari hasil analisis solvabilitas juga
berpengaruh positif signifikan terhadap Return
saham, di tunjukan dari p value 0, 006 yang berarti > 0,05 Hasil ini mengindikasikan adanya
pertimbangan yang berbeda dari beberapa investor dalam memandang DER. Oleh sebagian
investor DER dipandang besarnya tanggung jawab perusahaan terhadap pihak ketiga
yaitu kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan. Sehingga semakin
besar nilai DER akan memperbesar tanggungan perusahaan. Namun pada Perusahaan
sektor pertanian memerlukan pendanaan
jangka panjang pada perusahaan yang tumbuh untuk dapat menghasilkan keuntungan,
seperti proses pembibitan, penanaman, pemupukan yang memakan waktu
bertahun-tahun sebelum dapat dipanen dan diperoleh usia optimal untuk hasil
yang maksimal. Kondisi ini tidak mungkin dapat dipenuhi hanya dari modal
sendiri yang dimiliki perusahaan. ini menyebabkan kemungkinan berkembangnya
perusahaan dimasa yang akan datang yang berujung pada meningkatnya Return Saham.
Dari hasil analisis regresi melalui uji
parsial Nilai Pasar (PBV) berpengaruh positif signifikan terhadap Return Saham, terbukti dari hasil uji t
dengan nilai p value 0,0002 yang berarti < 0,05. Semakin kecil nilai Price to book value (PBV) maka harga dari suatu saham semakin murah.
Semakin rendah rasio price to book value
(PBV) menunjukkan harga saham yang lebih murah dibandingkan dengan harga
saham lain yang sejenis. kondisi ini memberikan peluang kepada investor untuk
meraih Capital Gain pada saat harga
saham kembali mengalami Rebound (kenaikan
harga).
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Hasil dari analisis regresi menunjukan bahwa Secara Parsial terdapat
pengaruh yang positif signifikan antara Likuiditas (Current Ratio), Solvabilitas (debt
to Equity Ratio) dan Nilai Pasar (Price
to Book value) terhadap Return Saham
artinya jika masing-masing variabel mengalami kenaikan maka return saham akan
mengalami peningkatan. Secara simultan menunjukan bahwa bersama-sama pergerakan
seluruh variabel dependen mempengaruhi pergerakan return saham.
Saran
Berdasarkan
pembahasan yang telah dilakukan di atas maka dikemukakan beberapa saran, yaitu :
1.
Pihak manajemen perusahaan hendaknya
mempertahankan tingkat likuiditasnya. perusahaan
yang memiliki aktiva lancar yang tinggi akan lebih cenderung memiliki aset
lainnya dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya
(menjual efek). Selain itu juga perusahaan perlu memperhatikan solvabilitasnya perusahaan yang tumbuh pasti akan
memerlukan hutang sebagai dana tambahan untuk memenuhi pendanaan pada
perusahaan yang tumbuh. Tingkat nilai pasar perusahaan juga harus diperhatikan.
Tingginya rasio Price to Book Value (PBV)
suatu perusahaan menunjukkan semakin
tinggi pula perusahaan dinilai
oleh para investor.
2.
Bagi investor yang akan menanamkan modalnya pada
perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebaiknya
memperhatikan tingkat likuiditas, solvabilitas dan nilai pasar perusahaan agar
diperoleh keputusan investasi yang optimal dan keuntungan yang diperoleh sesuai
dengan yang diharapkan.
3.
Kelemahan
dalam penelitian ini adalah sedikitnya sampel yang digunakan dan hanya terbatas
pada informasi-informasi internal perusahaan sektor pertanian sehingga
untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel
dengan karakteristik yang beragam dan jumlah sampel yang lebih banyak,
periode pengamatan yang lebih
lama serta mempertimbangkan variabel
internal lainnya dan faktor eksternal lainnya pula.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir, (2001). Analisis Kinerja
Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Algifari. 2000. Analisis Regresi,
Teori, Kasus & Solusi. BPFE UGM, Yogyakarta.
Ang, Robbert, Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia,
Jakarta: Media Soft Indonesia, 1997
Asbi R, faried
2008. Analisis Pengaruh Faktor
Fundamental dan Nilai Kapitalisasi Pasar Perusahaan Pertanian di BEI Terhadap
Return SahamPeriode 2002-2006. Tesis. Semarang. Program Studi Magister
Manajemen Universitas Diponegoro
Darmadji Tjipto
dan Hendry M Fakhruddin, 2001. Pasar
Modal di Indonesia,. Salemba Empat, Jakarta
Estuari, Artik. 2010. “Pengaruh CR,
DER, Return on Investment, EPS, dan Dividend Payout Ratio terhadap Return
Sahamdi BEI”. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.Ghozali, H. Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ketiga.
Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan, Syafitri,
2002, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Penerbit PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Husein Umar, , Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan
Tesis Bisnis, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka, 2003
Husnan, Suad, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 1998
Indriantoro dan Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta: BPFE UGM,
2002.
Jogiyanto,
2003 . Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga,
Yogyakarta, BPFE.
Moeljadi,
2006, Manajemen Keuangan Pendekatan
Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: BPFE.
Munawir, S, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Liberty, 2002
Muhammad Samsul.2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio.
Jakarta : Erlangga
Nathaniel,
nicky 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Return Saham(studi pada saham-saham real estate and property di
bursa efek indonesia periode 2004-2006.tesis. Semarang. Universitas
Diponegoro
Prihantini,
Ratna 2008. Analisi Pengaruh Inflasi,
Nilai Tukar, ROA, DER dan CR terhadap Return Saham(studi Kasus saham Industri
real estate and property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2003-2006).Tesis. Semarang. Program Studi Magister Manajemen Universitas
Diponegoro
Priyatno, Duwi.
2009. 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS
17. Edisi Pertama. Yogyakarta: ANDI.
Saragih, D. Ferdinand, Adler H. Manurang dan Jonni Manurung, Dasar-Dasar Keuangan Bisnis Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT Gramedia, 2005
Sartono, Agus. (2008), Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. BPFE:
Yogyakarta
Setyowati, Widhy, Pengaruh Kandungan
Informasi Keuangan Terhadap Abnormal Return
SahamPerusahaan: Studi Kasus Miscellaneous Industry
di BEJ. Jurnal Bisnis Ekonomi Indonesia
dan Keuangan Islam. Vol 9 No.1, Edisi Maret, 2002
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : CV
Alfabeta , 2007.
Sugiyono,
Metode Penelitian Bisnis, Bandung : CV Alfabeta, 2004.
Sunarto.2001. Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Return SahamPerusahaan Pertanian di BEJ. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
Suryana Yaya,
Priatna Tedi. 2007.Metodologi Penelitian
Pendidikan, Azkia Pustaka Utama : Bandung
Syamsuddin, Lukman, Manajemen
Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasinyadalam perenacanan, pengawasan dan pengambilan keputusan, Jakrta: PT Raja Grafindo Persada, 1994
Tampubolon, Rizki 2009. Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Return SahamPerusahaan Perkebunan Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Medan. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara
Weston, J Fred dan Thomas E, Copeland. 1999. Terjemah: Manajemen Keuangan2, Edisi1, Binarupa Aksara, Jakarta
penelitiannya pakai SPSS versi berapa?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBlackjack - Casino | Jeopardy - Webinar - Jtmhub
BalasHapusOur blackjack training 김천 출장샵 session continues with a 충청남도 출장안마 video-matching machine learning system 동해 출장마사지 that combines an RTP system 여주 출장샵 with the ability 순천 출장안마 to pick